Tuesday, September 8, 2009

Penilaian Berbasis Kelas

DSC04238Istilah penilaian berbasis kelas digunakan untuk menggambarkan suatu penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian berbasis kelas ini bisa dipandang sebagai proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil-hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. Proses ini mengidentifikasi pencapaian kompetensi atau hasil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

Penilaian berbasis kelas secara umum bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Secara rinci, tujuan penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan:

  • informasi tentang kemajuan hasil belajar siswa secara individu dalam mencapai tujuan belajar sesuai dengan kegiatan belajar yang dilakukannya.

  • informasi yaang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut, baik terhadap masing-masing siswa maupun terhadap siswa secara keseluruhan.

  • informasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampaun siswa, menetapkan tingkat kesultian/kemudahan untuk melaksanakan kegiatan remedial, pendalamana, atau pengayaan.

  • motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuannya dan merancangnya untuk melakukan usaha pemantapan atau perbaikan.

  • informasi tentang semua aspek kemajuan setiap siswa dan pada gilirannya guru dapat membantu pertumbuhannya secara efektif untuk menjadi anggota masyarakat dan pribadi yang utuh; dan

  • bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan keterampilan, minat, dan kemampuannya.


Adapun fungsi penilaian berbasis kelas bagi siswa dan guru adalah sebagai berikut:

  • untuk membantu siswa mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya ke arah yang lebih baik dan maju;

  • untuk membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya;

  • untuk membantu guru menetapkan apakah mentode mengajar yang digunakan telah memadai, dan

  • untuk membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.


Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas

Prinsip umum penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:

1. Valid dan reliabel (Sahih dan terandalkan)

Penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya, sahih, dan dapat diandalkan.

2. Mendidik

Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan seabagai penghargaan yang motivasi bagi siswa yang berhasil dan menjadi pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil.

3. Berorientasi pada kompetensi

Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.

4. Adil dan objektif

Penilaian harus adil dan objektif terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar. Untuk itu, perlu dibuat kriteria yang jelas sebagai dasar penskoran dan pengambilan keputusan.

5. Terbuka

Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa. Hasil penilaian perlu dianalisis dan ditindaklanjuti. Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.

7. Menyeluruh

Penilaian terhadap hasil belajar siswa harus dilaksanaan menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dampak pengiring, dan metakognitif serta berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa.

8. Bermakna

Penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

Prinsip khusus penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:

Jenis penilaian yang digunakan harus memberikan kesempatan terbaik kepada siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Implikasi dari prinsip ini adalah:

  • pelaksanaan penilaian berbasis kelas hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan tidak mengancam;

  • semua siswa memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama dalam mengikuti pembelajaran dan selama proses penilaian;

  • siswa memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam penilaian; dan

  • kriteria untuk mebuat keputusan atas hasil penilaian hendaknya disepakati dengan orang tua/wali.


Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatatan secara tepat. Implikasi dari prinsip ini adalah:

  • prosedur penilaian harus dapat diterima dan dipahami secara gelas oleh guru;

  • prosedur penilaian dan catatan harian hasil belajar siswa hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran dan tidak menggunakan waktu yang berlebihan;

  • catatan harian harus mudah dibuat, mudah dipahami, dan bermanfaat untuk perencanaan pembelajaran;

  • informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar siswa dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana mestinya;

  • penilaian pencapaian hasil belajar yang bersifat positif untuk pembelajaran selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan siswa;

  • klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga siswa mendapatkan bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya;

  • hasil penilaian hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan pencapaian hasil belajar siswa;

  • penilaian semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya efektivitas pembelajaran dan kurikulum perlu dilaksanakan;

  • peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman dan membandingkan metode dan hasil penilaian perlu dipertimbangkan; dan

  • pelaporan penampilan siswa kepada orang tua atau wali dan atasannya (kepala sekolah, pengawas) dan instansi lain yang terkait seharusnya dilaksanakan.


Berikut ini dikemukakan berbagai cara penilaian berbasis kelas untuk mengumpulkan bukti (asesmen) belajar siswa.

A. Tes



Tes terbagi dua, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis terutama digunakan untuk mengukur hasil belajar  siswa pada ranah kognitif. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis terbagi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif.

1.    Tes Uraian/Esai

Tes uraian dalah butir soal berbentuk pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan tugas harus dilakukan dengan cara mengemukakan pikiran peserta tes secara naratif.  Bentuk tes uraian dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Perbedaan dua tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk menulis dan menyatakan jawaban. Tes uraian bebas memberikan kebebasan yang lebih besar daripada uraian terbatas.

2.   Tes Objektif

Tes objektif adalah tes atau butir soal yang menuntut jawaban secara lebih pasti. Bentuk tes objektif dapat  mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan mudah dikoreksi.

a.    Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung rendah.

b.   Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat berpikir yang terlibat cenderung rendah.

c.    Benar Salah. Bentuk ini merupakan tes yang sederhana, karena dalam menjawab soal bentuk benar salah, siswa hanya dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menentuak apakah pernyataan yang tertera pada butir soal benar atau salah.

d.   Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran, penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat berpikir yang bisa terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis dan analisis.

Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.

  • materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;

  • konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.

  • bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.


Contoh Format Penilaian Tes
















































































No.




Nama



Jenis Tes



Rerata


Nilai




Keterangan



Benar-Salah



Pilihan Ganda



Menjo-


dohkan



Uraian



1.


Ruri









2.


Tono









3.


....









4.


....





























Catatan:

Kolom jenis tes diisi dengan angka yang sesuai:

10-50 =  kurang

60-70 = sedang

80-90 = baik

90-100 = amat baik

Secara ideal, spesifikasi tes hendaknya sedemikian lengkap, jelas, dan rinci, sehingga dua orang pengembang alat ukur dengan kualifikasi sama yang menggunakan spesifikasi tersebut secara terpisah, masing-masing akan menghasilkan perangkat tes yang setara. Dalam mengembangkan spesifikasi tes kognitif, terdapat beberapa aspek yang perlu menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan subjek yang akan dites

Pengenalan siapa yang akan dikenai tes sangat perlu bagi pengembang tes. Hal ini perlu karena penguasaan pelajaran tertentu pada setiap ssiwa di jenjang berbeda akan berbeda pula.

2. Menentukan tujuan pengukuran

Tujuan pengukuran merupakan hal penting dan yang menentukan dalam pengembangan tabel spesifikasi. Penyusunan suatu instrumen harus didasarkan pada tujuan tertentu. Oleh karena itu, tujuan pengukuran secara jelas harus dirumuskan sejak awal. Tes yang dimaksudkan untuk tujuan diagnostik tentunya akan berbeda dengan tes yang dimaksudkan untuk seleksi.

3. Menentukan tipe soal yang akan digunakan

Dalam memilihi tipe soal yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Apakah tujuan pengukuran dapat dicapai;

  • Apakah waktu yang tersdia memadai; dan

  • Hubungan antara tipe soal yang digunakan dan tujuan tes, cara pemberian skor, pelaksanaan tes, dan pencetakan tes.


4. Menentukan materi

Terdapat dua kriteria yang perlu diperhatikan dalam menentukan materi tes yang akan digunakan, yaitu:

adanya kesesuaian materi yang diujikan dengan materi yang telah diajarkan yang dimaksudkan untuk mengetahui siswa mana yang telah mencapai tingkatan pengeahuan tertentu yang disyaratkan sesuai dengan tuntutan kurikulum/silabus; dan

materi tes hendaknya menghasilkan informasi atau data yang dapat dijadikan landasan dalam meningkatkan proses pembelajaran.

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam penentuan materi adalah: urgensi,  kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian.

5. Menentukan jumlah soal

Jumlah soal sangat ditentukan oleh beberapa komponen, yaitu: tipe soal, cakupan materi soal, dan jenis mata pelajaran.

6. Menentukan sebaran soal

Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan sebaran soal, yaitu:

  • jenjang kelas atau semester siswa yang akan dites: jika tes yang akan dilakukan adalah tes semester, maka sebaran butir soal berimbang pada semua cakupan materi yang akan diteskan; jika tesnya adalah tes kenaikan kelas, maka proporsi soal dari materi semester ganjil bisa 30% atau 40% dan ; jika tesnya adalah tes akhir untuk jenjangh sekolah dasar, maka proporsi antara materi kelas 4, 5, dan 6 bisa 2:3:5, atau 1:2:7.

  • aspek kognitif: jika tesnya mencakup C1, C2, dan C3 (dari Taksonomi Bloom), maka proporsi bisa 3:5:2, atau 1:2:1, atau 2:5:3.

  • tingkat kesukaran: proporsi antara soal-soal yang mudah, sedang, dan sukar bisa 3:5:2, atau 1:2:1, atau 2:5:3.


7. Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi merupakan penjabaran dari tabel spesifikasi. Untuk membuat suatu format kisi-kisi, perlu diperhatikan syarat kisi-kisi, yaitu: kisi-kisi harus mewakili silabus secara proporsional dan tepat; komponen-komponennya diuraikan dengan jelas dan mudah dipahami, dan materi/bahan yang hendak ditanyakan dapat dibuat soalnya.

B. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti: bermain peran, presentasi hasil penelitian sains sederhana, menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat, atau aktivitas lain yang bisa diamati. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penilaian unjuk kerja adakah sebagai berikut:

  • Identifikasi semua aspek penting.

  • Tuliskan semua kemampuan khusus yang diperlukan.

  • Usahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati dan tidak terlalu banyak.

  • Urutkan kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang akan diamati.

  • Apabila menggunakan skala penilaian, maka menyediakan kriteria untuk setiap pilihan, misalnya: baik, apabila ..., cukup, apabila ..., kurang, apabila ....


Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek, skala penilaian, atau rubrik.

1.    Daftar Cek

Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut contoh daftar cek.



Contoh Daftar Cek Keterampilan Penggunaan Termometer


Nama peserta didik: ____________________                                               Kelas: _____
























































No.



Aktivitas yang Diamati



Ya



Tidak



1.


Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang tak berisi air raksa.

2.


Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.

3.


Memasang termometer pada tubuh teman (di mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak degan tubuh pasien.

4.


Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel di tubuh pasien selama beberapa menit).

5.


Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.

6.


Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus.

Skor yang dicapai





Skor maksimum



6



2.   Skala Penilaian

Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten – kompeten – agak kompeten – tidak kompeten. Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut contoh skala penilaian.

Contoh Skala Penilaian Keterampilan Penggunaan Termometer


Nama peserta didik: _______________________                             Kelas: _____


















































































No.



Aktivitas yang Diamati



Penilaian



1



2



3



4



5



1.


Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung termometer yang tak berisi air raksa.

2.


Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.

3.


Memasang termometer pada tubuh teman (di mulut atau di ketiak) sehingga bagian yang berisi air raksa terkontak degan tubuh pasien.

4.


Menunggu beberapa menit (membiarkan termometer menempel di tubuh pasien selama beberapa menit).

5.


Mengambil termometer dari tubuh pasien dengan memegang bagian ujung termometer yang tidak berisi air raksa.

6.


Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler dengan posisi mata tegak lurus.


Skor yang dicapai


Skor maksimum

Tafsiran angka:

1: sangat kurang, 2: kurang, 3: cukup, 4: baik, 5: sangat baik.

3.   Rubrik

Rubrik bisa juga digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa. Rubrik adalah pedoman penskoran yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa berdasarkan jumlah skor dari beberapa kriteria dan tidak hanya menggunakan satu skor saja. Ini memuat klasifikasi nilai yang dapat diberikan pada siswa sesuai dengan unjuk kerja yang ditampilkan.

Banyak ahli yang meyakini bahwa rubrik bisa meningkatkan hail belajar siswa. Pada saat guru memeriksa hasil karya proyek, guru tersebut akan mengetahui secara implisit tentang bagaimana karya yang baik dan mengapa suatu karya digolongkan baik. Demikian halnya, pada saat siswa menerima rubrik lebih awal, mereka akan memahami bagaimana mereka akan dinilai dan mereka bisa mempersiapkan diri berdasarkan itu. Rubrik tersebut akan berfungsi sebagai scaffolding yang dibutuhkan untuk meningkatkan mutu karya dan pengetahuan mereka.

Pada saat ingin mengembangkan sebuah rubrik, pola berikut bisa digunakan untuk membantu:

  • Tentukan konsep yang akan diajarkan. Identifikasi tujuan pembelajaran yang esensial.

  • Pilihlah kriteria yang akan dinilai. Berikan nama hal yang akan dihasilkan.

  • Kembangkan kisi-kisi dan masukkan konsep serta kriteria yang telah ditentukan.

  • Mintalah pertimbangan dari siswa atau guru lain.

  • Tulislah rubrik yang lengkap untuk kemudian diujicobakan pada siswa.

  • Lakukan revisi jika diperlukan.


Ada dua macam rubrik yang bias dikembangkan, yaitu: rubrik analitis yang mengidentifikasi dan menilai komponen produk yang telah selesai, dan rubrik holistik yang dipakai untuk menilai unjuk kerja siswa secara menyeluruh. Contoh rubrik untuk menilai perencanaan penyelidikan.

Contoh Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Perencanaan Penyelidikan






























Nilai



Kriteria



4


Amat Baik




  • Merumuskan gagasan secara jelas dan memprediksi apa yang akan diuji.

  • Mengumpulkan informasi awal yang relevan.

  • Merencanakan pelaksanaan penyelidikan secara rinci.

  • Memilih alat dan bahan yang paling tepat.

  • Mengajukan saran perbaikan yang tepat untuk kebutuhan penyelidikan tersebut.



3


Baik




  • Merumuskan gagasan yang perlu diuji dalam percobaan/penyelidikan.

  • Merencanakan suatu urutan pelaksanaan penyelidikan.

  • Memilih alat dan bahan yang cocok.

  • Mengajukan saran perbaikan penyelidikan tersebut.



2


Cukup




  • Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.

  • Merencanakan percobaan tunggal secara garis besar.

  • Memilih alat dan bahan yang cocok.

  • Dapat menunjukkan adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.



1


Kurang




  • Dengan bimbingan guru, dapat mengajukan gagasan sederhana yang akan diuji.

  • Terdapat banyak kelemahan dalam rencana penyelidikan yang dibuat.

  • Alat dan bahan yang dipilih kurang sesuai.

  • Tidak menyadari adanya kelemahan dari rencana yang dibuat.



0


Sangat Kurang




  • Tidak dapat mengajukan gagasan yang secara benar.

  • Belum memahami langkah-langkah penyelidikan.

  • Alat dan bahan yang dipilih tidak sesuai.



Contoh Rubrik Penilaian Tugas Presentasi





















































Aspek



1



2



3



4



Skor


Pengorga-nisasianPeserta tidak bisa memahami presentasi karena informasi tidak disampaikan secara runtut.Peserta mengalami kesulitan memahami presentasi karena penyampaian ide melompat-lompat.Informasi disampaikan dengan urutan logis yang dapat diikuti oleh peserta.Informasi disampaikan dengan urutan logis dan menarik, sehingga sangat mudah dipahami oleh peserta.
PengetahuanSiswa tidak memahami informasi dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang hal dipresentasikan.Siswa tidak menguasai informasi dan hanya mampu menajwab pertanyaan sederhana.Siswa menjawab dengan mudah pertanyaan tetapi tidak mampu mengulas lebih jauh.Siswa menunjukkan pengetahuan mendalam dan mampu menjawab pertanyaan dengan ulasan dan penjelasan lebih lanjut.
GrafikSiswa menggunakan grafik yang kurang penting atau tidak ada grafik.Siswa kadang-kadang menggunakan grafik, namun kadang-kadang juga tidak mendukung naskah atau presentasi.Grafik yang ditampilkan terkait dengan naskah atau presentasi.Siswa menampilkan grafik yang menjelaskan dan mendukung naskah atau presentasi.
MekanisasiSiswa menampilkan lebih dari tiga kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.Presentasi memuat tiga kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.Presentasi memuat dua kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.Presentasi tidak memuat kesalahan ejaan dan kesalahan tatabahasa.
Kontak Mata Siswa hanya  membaca laporan dan tidak ada kontak mata dengan peserta.Siswa kadang-kadang menggunakan kontak mata, tetapi masih lebih banyak membaca laporan.Siswa mempertahankan kontak mata, namum masih sering melihat catatan.Siswa mempertahankan kontak mata dengan peserta dan jarang melihat catatan.
























Aspek



1



2



3



4



Skor


ElokusiSiswa berguman, mengucapkan kata atau istilah tidak benar, suara kurang jelas bagi semua peserta.Suara siswa rendah. Istilah salah  diucapkan. Peserta mengalami kesulitan mendengarkan presentasi.Suara siswa jelas. Kebanyakan kata diucapkan dengan benar. Kebanyakan peserta bisa mendengarkan presentasi.Siswa menggunakan suara yang jelas dan pengucapan kata benar dan tepat, semua peserta bias mendengarkan presentasi.

Total Point:



C.  Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja atau poduk merupakan penilaian kepada siswa dalam mengendalikan proses dan memanfaatkan bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari sesuatu yang mereka produksi. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya. Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), alat peraga murah, barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan perlu diadakan penilaian yaitu:

  • Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

  • Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

  • Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan.


Penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam:

  • Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam merancang;

  • Memilih bahan yang tepat;

  • Menggunakan alat;

  • Menunjukkan inovasi dan kreasi;

  • Memilih bentuk dan gaya dalam karya seni.


Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.

  • Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

  • Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.



Contoh Tugas Penilaian Produk



Tugas: Buatlah rancangan model benda yang menggunakan katrol

Ketentuan:

Gambar rancangan model

Bahan untuk model tertulis dan rancangan

Tentukan spesifikasi bahan untuk model

Penskoran tugas penilaian produk:




























No.



Kriteria



Skor


1.Ada gambar rancangan model

B     C     K


2.Bahan tertulis dalam model

B     C     K


3.Spesifikasi bahan tertulis

B     C     K


4.Unsur estetika

B     C     K



Kriteria penskoran:

B:         gambar proporsional, bahan tertulis lengkap, spesifikasi bahan jelas.

C:         gambar kurang proporsional, bahan tertulis kurang lengkap, spsifikasi bahan kurang jelas.

K:        gambar tidak proporsional, bahan tertulis tidak lengkap, spesifikasi bahan tidak jelas.

Contoh Format Penilaian Produk Alat Peraga



Kelompok: _________

Siswa: _________________________

_________________________

_________________________

_________________________

Kelas: ______________





























































































No.



Aspek yang Dinilai



Nilai



1



2



3



4



1.


Keaslian ide alat peraga

2.


Pengetahuan yang mendukung

3.


Alat dan bahan yang digunakan

4.


Cara pembuatan

5.


Penampilan alat peraga

6.


Kepraktisan penggunaan alat peraga

7.


Manfaat alat peraga

Jumlah











Skor Maksimum



28



Catatan:

Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:

1 = kurang

2 = sedang

3 = baik

4 = amat baik

E.  Penilaian Proyek

Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung aspek investigasi harus selesai dalam waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data.

Contoh penilaian proyek:

Lakukan penelitian sederhana di lingkungan tempat tinggalmu untuk menetukan curah hujan.


Contoh Rubrik Penilaian Tugas Proyek







































Aspek



Kriteria dan Skor



3



2



1


PersiapanJika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan dengan lengkap.Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan kurang lengkap.Jika memuat tujuan, topik, alasan, tempat penelitian, daftar pertanyaan tidak lengkap.
PengumpulanData

Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semuanya dan data tercatat dengan rapi dan lengkap.



Jika daftar pertanyaan dapat dilaksanakan semuanya, tetapi data tidak tercatat dengan rapi dan lengkap.




Jika daftar pertanyaan tidak dapat dilaksanakan semuanya dan data tidak tercatat dengan rapi dan lengkap.


PengolahanData

Jika pengolahan data sesuai tujuan penelitian.



Jika pembahasan data kurang menggambarkan tujuan penelitian.




Jika sekedar melaporkan hasil penelitian tanpa membahas data.


Pelaporantertulis

Jika sistematika penulisan benar, memuat saran, bahasa komunikatif.



Jika sistematika penulisan benar, memuat saran, namum bahasa kurang komunikatif.



Jika penulisan kurang sistematis, bahasa kurang komunikatif, kurang memuat saran.



F.   Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik  dan terus  melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, dan musik.

Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu tidak semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

  • Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar buatannya.

  • Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu map atau folder.

  • Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

  • Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik beserta pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan, kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan  sistematika penulisan. Sebaiknya kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama peserta didik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan demikian, peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai harapan atau standar itu.

  • Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

  • Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan, kepada peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi. Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

  • Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika dianggap perlu, undanglah orang tua peserta didik untuk diberi penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.


Isi atau komponen portofolio biasanya disebut artifak.



























































Contoh Rubrik untuk Penilaian Artifak Portofolio














































Kriteria



Kurang


1



Tidak Memuaskan 2



Dasar


3



Cakap


4



Ahli


5


RasionalTidak mendefinisikan tujuan/subjek dari artifak atau tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan standar yang telah ditetapkan.Tidak mendefinisikan tujuan dan subjek artifak dengan jelas atau tidak menunjukkan hubungan dengan standar yang telah ditetapkan.Umumnya mendefinisikan tujuan dan subjek artifak dan mampu menunjukkan beberapa hubungan dengan standard telah ditetapkan.Sebagian berhasil mendefinisikan tujuan dan subjek artifak dan menunjukkan hubungan dengan standard yang telah ditetapkan.Mendefinisikan dengan jelas tujuan dan subjek artifak dan menunjukkan hubungan yang jelas dengan standard yang telah ditetapkan.
Kesesuaian IsiIsi tidak terkait dengan standar atau digunakan lebih dua kali sebagai bukti dalam portofolio.Isi memiliki hubungan yang kurang jelas dengan standar yang telah ditetapkan.Isi secara umum terkait dengan standar yang telah ditetapkan.Isi relevan dengan standar yang telah ditetapkan.Isi secara konsisten dan jelas terkait dengan standar yang telah ditetapkan.
Kekuatan IsiIsi tidak terkait dan tidak memuat bukti yang mendukung standar.Isi tidak memuat bukti yang jelas dan mendukung standar.Terdapat beberapa poin atau contoh yang berfungsi sebagai bukti yang jelas dan mendukung standar.Terdapat beberapa poin atau contoh yang berfungsi sebagai bukti yang jelas dan mendukung standar.Terdapat bukti yang jelas dan konsisten dan mendukung standar keseluruhan isi.
Penampilan/PresentasiArtifak tidak professional dan tidak memiliki tampilan/presentasi yang baik. Pengorganisasian isi membingungkan.Artifak kurang professional, format kurang rapi. Pengorganisasian dan pembagian isi membingungkan.Artifak sebagian sudah rapi dan professional. Beberapa pengorganisasian dan pembagian isi masih membingungkanArtifak rapid an professional dalam penampilan dan presentasi. Materi dilabel, diatur, dan dibagi secara sistematis.Artifak rapi dan professional, penampilan menarik, diatur dan dilabel dengan baik, dibagi secara sistematis, dan mudah dipahami.






Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat mendukung pelaksanaan penilaian berbasis kelas. Khusus untuk portofolio, selain dengan menggunakan artifak berbentuk cetakan, komponen portfolio juga sangat efektif jika ditampilkan dalam bentuk elektronik. Keuntungan dari portofolio elektronik adalah kepraktisan dan kemudahan dalam pembuatan dalam pemeriksaaannya. Akan tetapi, untuk melaksanakan penilaian portofolio elektronik, baik siswa maupun guru dituntut memiliki kemampuan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya menggunakan program-program komputer.

G.  Penilaian Sikap

Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Secara umum, ada dua hal yang perlu dinilai dalam kaitannya dengan ranah afektif, yakni (1) kompetensi afektif, dan (2) sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan pembelajaran. Kompetensi afektif yang dicapai dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan siswa dalam:

  • memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya;

    • menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika;

    • menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi; dan

    • menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam kehidupan sehari-hari.




Sikap siswa merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Sikap positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat berkaitan dengan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong tindakan positif untuk menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada obyek tertentu.  Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk penilaian sikap antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

1.    Observasi perilaku

Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi  perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.

Contoh Isi Buku Catatan Harian


















No.



Hari/ tanggal



Nama Peserta Didik



Kejadian (Positif atau Negatif)



Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk  merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Sikap.







Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA




























































No.




Nama



Perilaku




Nilai




Keterangan



Bekerja sama



Berini-siatif


Penuh Perhatian

Bekerja sistematis



1.


Ruri









2.


Udin









3.


....









4.


....









Catatan: Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:

1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = amat baik

2.   Pertanyaan langsung

Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban.” Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.

3.   Laporan pribadi

Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Perubahan Iklim” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.



No comments:

Post a Comment