Monday, February 23, 2009

Tip Mudah: Mengajarkan Mengarang

Berdasarkan survey yang saya lakukan di setiap sekolah di Jawa Tengah, diketemukan fakta bahwa siswa-siswa kita ternyata mempunyai kemampuan yang sangat rendah dalam hal mengungkapkan gagasan atau ide lewat tulisan. Kemampuan mengungkapkan gagasan dan ide lewat tulisan sering disebut dengan "mengarang". Walaupun sebenarnya antara mengarang dengan menulis itu ada bedanya. Kalau menulis adalah menggungkapkan semua ide atau gagasan dengan menggunakan tulisan.

[caption id="attachment_486" align="alignleft" width="241" caption="Mengarang itu susah?"]Mengarang itu susah?[/caption]

Baik gagasan itu berupa fakta maupun hanya khayalan belaka. Sementara kalau mengarang adalah menulis tanpa harus berdasarkan fakta yang nyata.

Kemampuan mengungkapkan gagasan secara tulis ternyata dirasakan sangat sulit bagi siswa. Apalagi guru sendiri kurang mampu memberikan contoh mengarang dengan baik. Berdasarkan pengamatan saya di banyak kelas saat melakukan pembelajaran mengarang, yang dilakukan oleh bapak/ ibu guru adalah sebagai berikut:

Model pertama: Mereka langsung memerintahkan kepada anak dengan memberikan suatu tema tertentu. Misalnya guru memberikan instruksi dengan, "anak-anak sekarang silahkan kalian mengarang dengan tema "Pariwisata" dengan ketentuan karangan minimal terdiri dari 10 paragraf  dan terdiri minimal 100 kalimat.

Model kedua: Bapak atau Ibu guru terlebih dahulu menjelaskan tentang pengertian "tema". Baru kemudian menjelaskan apa itu pikiran pokok. Setelah demikian guru kemudian menjelaskan bagaimana cara mengembangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi paragraf-paragraf.

Kedua model di atas rupanya sangat menyulitkan siswa untuk bisa mengarang. Hal tersebut terjadi karena kita mengajarkan mengarang dengan melompat terlalu jauh. Artinya pentahapan mengarang yang dilatihkan kepada siswa tidak secara bertahap, tetapi langsung sulit. Mengarang bukanlah pengetahuan yang setelah dijelaskan siswa dapat melakukannya. Mengarang adalah keterampilan yang perlu dilatihkan. Karena mengarang adalah keterampilan, maka latihan harus diberikan secara bertahap mulai dari yang mudah dilakukan hingga kecakapan-kecakapan yang lebih sulit.

Jika anda merasakan kesulitan yang sama saat mengajarkan mengarang kepada siswa, cobalah tips berikut! Saya yakin kalau anda melakukan dengan benar dalam waktu yang tidak terlalu lama siswa akan segera pandai mengarang. Lakukanlah tahapan-tahapan mengajarkan mengarang sebagai berikut:

Pertama menulis apa yang dilihat.  Ajaklah anak-anak untuk melihat benda-benda yang ada di dalam kelas. Dari banyak benda yang mereka lihat, perintahkan untuk memperhatikan satu benda yang paling menarik  bagi mereka. Mintalah anak untuk menuliskan kondisi benda yang di amati tersebut. Ceritakan apa warnanya, bagaimana bentuknya, apa saja kegunaannya, dan sebagainya. Ceritakan apa saja yang berhubungan dengan benda tersebut. Biarkan anak menuliskan apa saja yang mereka mau. Anjurkan kepada anak untuk tidak takut menuliskan dengan bahasa yang mereka bisa. Mungkin banyak ditemui bahasa yang kurang tepat, atau juga tata bahasa yang tidak benar. Untuk tahap awal ini biarkan mereka menuliskan apa saja yang ada dibenaknya seperti ketika bercerita secara lisan kepada teman.

Kedua menulis apa yang dialami, yaitu menulis apa saja yang pernah dilakukan oleh anak. Tahapan ini sedikit agak sulit dibanding tahap pertama, kerana pada tahapan ini anak sudah mulai untuk me-recall atau mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukannya. Jika dibanding dengan tahap pertama yang sangat konkrit atau dapat dilihat dengan jelas pada saat menulis, pada tahap ini sudah mulai abstrak karena tidak dapat dilihat lagi pada saat menulis. Namun demikian menulis apa yang dialami masih boleh dibilang semi konkrit, sebab hal-hal yang sudah dialami atau diamati semuanya adalah konkrit cuma waktu menulis saja bebarapa saat kemudian. Nah, untuk tahap awal menuliskan pengalaman ini bisa dilatihkan dengan mengingat apa yang baru saja ia lihat atau ia alami itupun sudah termasuk pengalaman. Misalnya menuliskan apa saja yang dilakukan sehabis bangun tidur pagi tadi, atau menuliskan apa yang ia alami saat berangkat sekolah dan sebagainya.  

Ketiga menulis apa yang gemari, yaitu menuliskan tentang suatu hal yang paling ia gemari / hobby. Walaupun langkah ketiga ini sudah mulai abstrak, namun masih sangat dekat dengan apa yang dirasakan atau dialami siswa. Misalnya anak diminta untuk menuliskan tentang bermain sepak bola, jika kegemaran mereka adalah sepak bola. Sedangkan siswa perempuan mungkin bisa menulis tentang bermain karet dan sebagainya. Kelebihan pada tulisan ini adalah: (1) Siswa yang menulis merasa apa yang ditulisnya adalah sangat dekat dengan dirinya; (2) Siswa yang lain sebagai pembaca merasa penasaran untuk tahu kenapa teman lain menyukai hal tersebut. (3) Sipenulis lebih memahami apa yang diceritakan dari pada orang lain yang tidak mempunyai kegemaran tersebut.

Keempat menulis apa yang diketahui. Pada tahap ini merupakan tahapan yang sudah banyak dilakukan oleh para ahli. Atau paling tidak sudah dilakukan oleh para guru untuk menulis skripsi. Menulis apa yang menjadi pengetahuannya sudah banyak berhubungan dengan teori-teori yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pada tahap awal anak bisa dilatihkan untuk menuliskan laporan hasil kerja kelompok  setelah melakukan suatu percobaan. Bisa juga di rangsang untuk menuliskan sinopsis dari suatu buku tertentu. 

Keempat menulis apa yang dipikirkan. Pada tahapan ini penulis memang sudah terbiasa untuk menuliskan apa saja yang menjadi bahan pemikirannya agar orang lain bisa memahami atau paling tidak sekedar mengetahui tentang apa saja ide/ gagasan sipenulis. Para penulis yang sudah mencapai tahap ini sudah banyak dilakukan oleh para penulis skenario film atau para penulis buku dan sebagainya. Pada tahap awal anak bisa dilatihkan untuk mengarang bebas.

Nah jelaslah sekarang, kenapa ketika siswa diminta untuk mengarang bebas rata-rata kesulitan. Ya dikarenakan mereka harus melakukan pentahapan mengarang yang terakhir (kelima) sebelum melakukan pentahapan mengarang sebelumnya.

4 comments:

  1. [...] Kedua menulis apa yang dialami–>Bacalah selengkapnya DI SINI [...]

    ReplyDelete
  2. tq untuk informasi yang sangat menarik ini kami tung gu informasi lainnya

    ReplyDelete
  3. terima kasih atas tulisan-tulisannya....bertambah lagi wawasan saya tentang tips menulis

    ReplyDelete
  4. Info lain yang sangat menarik, silahkan lihat di http://sunartombs.wordpress.com/2012/04/16/buku-icebreaker-dalam-pembelajaran-aktif/

    ReplyDelete